H2 MENJUAL BERBAGAI MACAM KAOS DAN SWEATER, MULAI DARI YANG POLOS ATAUPUN DENGAN DESIGN YANG BISA NYALA DALAM GELAP!!
KAOS: Rp 85.000 ++
SWEATER: Rp 120.000 (polos), GLOW IN THE DARK : Rp 135.000++
DAPAT JUGA MENGGUNAKAN DESIGN YANG DIBUAT SENDIRI SESUKAMUUU!!
AYOOOO BURUAAAN BELIII...
UNTUK PEMESANAN HUBUNGI: 085693415276 ATAU 085774417229
ATAU BISA PULA MELALUI EMAIL vadhez@yahoo.co.id atau harly_hystoris@yahoo.co.id
ATAU KUNJUNGI http://www.facebook.com/groups/377009269005600/
Rabu, 28 Maret 2012
Senin, 05 Maret 2012
MEMAHAMI TEORI KOMUNIKASI: PENDEKTAN,PENGERTIAN, KERANGKA ANALISIS, dan PERSPEKTIF
Pemahaman Konseptual: Pendekatan dan Pengertian
Sebelum kita sampai pada pembahasan tentang berbagai teori-teori dan model dalam Ilmu Komunikasi, kita terlebih dahulu membahas mengenai pendekatan - pendekatan atau pandangan - pandangan dalam keilmuan yang berlaku di kalangan masyarakat akademis.
Menurut Littlejohn, dalam bukunya yang berjudul "Theories of Human Communication", secara umum dunia masyarakat ilmiah, menurut cara pandang serta objek pokok pengamatannya dapat dibagi dalam 3 kelompok atau aliran pendekatan, yaitu: pendekatan scientific (ilmiah - empiris), pendekatan humanistic (humanoria interperatif), serta pendekatan social sciences (ilmu - ilmu sosial).
Aliran pendekatan scientific pada umumnya berlaku di kalangan para ahli ilmu - ilmu eksakta (seperti fisika, biologi, kedokteran, matematika, dll). Menurut pandangan ini, ilmu diasosiasikan dengan secara objektivitas. Maksudnya adalah objektivitas yang menekankan prinsip standarisasi observasi dan konsistensi. Landasan filosofisnya adalah bahwa dunia ini pada dasarnya mempunyai bentuk dan struktur.
Ciri utama lainnya dari kelompok pendekatan ini adalah adanya pemisahan yang tegas antara known (objek atau hal yang ingin diketahui dan diteliti) dan knower (subjek pelaku/pencari pengetahuan atau pengamat).
Apabila aliran pendekatan scientific ini mengutamakan prinsip objektivitas, maka kelompok pendekatan humanistic mengasisiasikan ilmu dengan prinsip subjektivitas. Perbedaan - perbedaan pokok antara kedua aliran pendekatan ini antara lain sebagai berikut:
- Aliran scientific, ilmu bertujuan untuk menstandarisasi observasi, sedangkan aliran humanistic mengutamakan kreativitas individual.
- Aliran scientific berpandangan bahwa tujuan ilmu adalah mengurangi perbedaan - perbedaan pandangan tentang hasil pengamatan, sementara aliran humanistic bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil temuan subjektif individual.
- Aliran scientific memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada di sana (out there), di luar diri pengamat/peneliti. Sedangkan aliran humanistic melihat ilmu pengetahuannya sebagai sesuatu yang berada di sini (in here), berarti dalam diri pengamat/peneliti (pemikiran, interpretasi)
- Aliran scientific memfokuskan perhatiannya pada dunia hasil penemuan (discovered world), sedangkan aliran humanistic menitikberatkan perhatiannya pada dunia para penemunya (discovering person).
- Aliran scientific berupaya memperoleh konsensus, sementara aliran humanistic mengutamakan interpretasi - interpretasi alternatif.
- Aliran scientific membuat pemisahan yang tegas antara known dan knower, sedangkan aliran humanistic cenderung tidak memisahkan kedua hal tersebut.
Pandangan klasik dari aliran humanistic adalah bahwa cara pandang seseorang tentang sesuatu hal akan menentukan penggambaran dan uraiannya tentang hal tersebut. Karena sifatnya subjektif dan interperatif, maka pendekatan aliran humanistic ini lazimnya cocok diterapkan untuk mengkaji persoalan - persoalan yang menyangkut sistem nilai kesenian, kebudayaan, sejarah, dan pengalaman pribadi.
Kelompok aliran yang ketiga adalah pendekatan khusus ilmu pengetahuan sosial (social sciences). Pendekatan ini yang di terapkan oleh para pendukung kelompok aliran ini pada dasarnya merupakan gabungan atau kombinasi dari pendekatan - pendekatan aliran scientific dan humanistik. Pendekatan ilmu sosial merupakan perpanjangan (extension) dari pendekatan ilmu alam (natural science).
Dipergunakannya pendekatan scientific dan humanistic yang masing - masing berbeda prinsip ini adalah kerena yang menjadi objek studi dalam ilmu pengetahuan sosial adalah kehidupan manusia. Para ahli ilmu sosial, seperti para ahli ilmu alam harus mampu mencapai kesepakatan atau konsensus mengenai hasil temuan pengamatannya, meskipun kesepakatan atau konsensus yang dicapai tersebut sifatnya "relatif", dalam arti dibatasi oleh faktor - faktor waktu, situasi, dan kondisi tertentu.
Para ahli ilmu komunikasi yang meneliti bidang studi seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi dalam kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, dan lain - lain umumnya banyak menerapkan metode - metode pendekatan scientifc. Teori - teori yang dihasilkannya biasanya disebut sebagai teori komunikasi (communication theory). Sementara itu juga pendekatan - pendekatan humanistic juga banyak diterapkan dalam penelitian tentang masalah - masalah komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok. komunikasi organisasi, komunikasi massa, dan lain - lain.
Teori Komunikasi
Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian, yaitu:
- Teori adalah abstraksi dan realitas
- Teori terdiri dari sekumpulan prinsip - prinsip dan definisi - definisi yang secara konseptual mengorganisasikan aspek - aspek dunia empiris secara sistematis
- Teori terdiri dari asumsi - asumsi, proposisi - proposisi, dan aksioma - aksioma dasar yang saling berkaitan
- Teori terdiri dari teorema - teorema, yakni generalisasi - generalisasi yang diterima / terbukti secara empiris.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya merupakan "konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang suatu fenomena". Teori memiliki 2 ciri umum, yaitu:
- Semua teori adalah "abstraksi" mengenai suatu hal. Dengan demikian teori sifatnya terbatas.
- Semua teori adalah konstruksi ciptaan individual manusia. Oleh sebab itu sifatnya relatif tergantung pada cara pandang si pencipta teori.
Berdasarkan uraian tersebut, secara sederhana teori komunikasi pada dasarnya merupakan "Konseptualisasi atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia".
Menurut Littlejohn, penjelasan dalam teori berdasarkan pada "prinsip keperluan" (the principle of necessity), yakni suatu penjelasan yg menerangkan variabel - variabel apa yang kemungkinan diperlukan untuk menghasilkan sesuatu. Selanjutnya Littlejohn menjelaskan bahwa prinsip keperluan ini ada 3 macam: (1) casual necessity (keperluan kasual); (2) practical necessity (keperluan praktis); (3) logical necessity (keperluan logis).
Sifat dan tujuan teori menurut Abraham Kaplan (1964), adalah bukan semata untuk menemukan fakta yang tersembunyi, tetapi juga suatu cara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta merepresentasikan fakta tersebut. Suatu teori harus sesuai dengan dunia ciptaan Tuhan, dalam arti dunia yang sesuai dengan ciri yang dimilikinya sendiri.
Menurut Littlejohn, fungsi teori ada 9, yaitu:
- Mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. Ini berarti bahwa dalam hal mengamati realitas kita tidak boleh melakukannya secara setengah-setengah.
- Memfokuskan, artinya hal - hal atau aspek - aspek dari suatu objek yang diamati harus jelas fokusnya.
- Menjelaskan, maksudnya adalah bahwa teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya.
- Pengamatan, menunjukkan bahwa teori tidak saja menjelaskan tentang apa yang sebaiknya diamati, tetapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya.
- Membuat prediksi, meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan ttentang kadaan yang akan terjadi apabila hal - hal yang digambarkan oleh teori juga tercerminkan dalam kehidupan di masa sekarang.
- Fungsi heuristic atau heurisme. Aksioma umum menyebutkan bahwa teori yang baik adalah teori yang mampu merangsang penelitian. Ini berarti bahwa teori yang diciptakan dapat merangsang timbulnya upaya - upaya penelitian selanjutnya.
- Komunikasi, menunjukkan bahwa teori seharusnya tidak menjadi monopoli si penciptanya. Teori harus di publikasiikan, didiskusikan, dan terbuka terhadap kritikan - kritikan.
- Fungsi kontrol, bersifat normatif. Hal ini dikarenakan bahwa asumsi - asumsi teori dapat kemudian berkembang menjadi norma - norma atau nilai - nilai yang dipegang dalam kehidupan sehari - hari.
- Fungsi Generatif, fungsi ini sangat menonjol di kalangan pendukung tradisi / aliran pendekatan interperatif dan teori kritis.
Proses pengembangan atau pembentukan teori umumnya mengikuti model pendekatan eksperimental yang lazim dipergunakan dalam ilmu pengetahuan alam. Menurut pendekatan ini, biasa disebut hypothetico - deductive method (metode hipotetis-deduktif), proses pengembangan teori melibatkan empat tahap sebagai berikut:
- Developing questions (mengembangkan pertanyaan).
- Forming hypotheses (menyusun hipotesis).
- Testing the hypotheses (menguji hipotesis).
- Formulating theory (memformulasikan teori).
Proses dari keempat tahap pengembangan teori ini dijelaskan oleh Littlejohn sebagai berikut:
Langganan:
Postingan (Atom)