Rabu, 03 April 2013

HIJABMATE

Bantu saya yah untuk Contest Hijabers UNJ.
Caranya:
1. Tinggal buka fanpages
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=598554276839649&set=pb.560741907287553.-2207520000.1364876343&type=3&theater
2. Like foto No.16 Adhestya Ramadhani-Ayu Rahmasari

Mohon bantuannya ya teman-teman
Terima kasih banyak :)

Rabu, 28 Maret 2012

KAOS DAN SWEATER GLOW IN THE DARK!!

H2 MENJUAL BERBAGAI MACAM KAOS DAN SWEATER, MULAI DARI YANG POLOS ATAUPUN DENGAN DESIGN YANG BISA NYALA DALAM GELAP!!
KAOS: Rp 85.000 ++
SWEATER: Rp 120.000 (polos), GLOW IN THE DARK : Rp 135.000++
DAPAT JUGA MENGGUNAKAN DESIGN YANG DIBUAT SENDIRI SESUKAMUUU!!
AYOOOO BURUAAAN BELIII...
UNTUK PEMESANAN HUBUNGI: 085693415276 ATAU 085774417229
ATAU BISA PULA MELALUI EMAIL vadhez@yahoo.co.id atau harly_hystoris@yahoo.co.id
ATAU KUNJUNGI http://www.facebook.com/groups/377009269005600/

Senin, 05 Maret 2012

MEMAHAMI TEORI KOMUNIKASI: PENDEKTAN,PENGERTIAN, KERANGKA ANALISIS, dan PERSPEKTIF


Pemahaman Konseptual: Pendekatan dan Pengertian 

Sebelum kita sampai pada pembahasan tentang berbagai teori-teori dan model dalam Ilmu Komunikasi, kita terlebih dahulu membahas mengenai pendekatan - pendekatan atau pandangan - pandangan dalam keilmuan yang berlaku di kalangan masyarakat akademis.


Menurut Littlejohn, dalam bukunya yang berjudul "Theories of Human Communication", secara umum dunia masyarakat ilmiah, menurut cara pandang serta objek pokok pengamatannya dapat dibagi dalam 3 kelompok atau aliran pendekatan, yaitu: pendekatan scientific (ilmiah - empiris), pendekatan humanistic (humanoria interperatif), serta pendekatan social sciences (ilmu - ilmu sosial).

Aliran pendekatan scientific pada umumnya berlaku di kalangan para ahli ilmu - ilmu eksakta (seperti fisika, biologi, kedokteran, matematika, dll). Menurut pandangan ini, ilmu diasosiasikan dengan secara objektivitas. Maksudnya adalah objektivitas yang menekankan prinsip standarisasi observasi dan konsistensi. Landasan filosofisnya adalah bahwa dunia ini pada dasarnya mempunyai bentuk dan struktur.
Ciri utama lainnya dari kelompok pendekatan ini adalah adanya pemisahan yang tegas antara known (objek atau hal yang ingin diketahui dan diteliti) dan knower (subjek pelaku/pencari pengetahuan atau pengamat).

Apabila aliran pendekatan scientific ini mengutamakan prinsip objektivitas, maka kelompok pendekatan humanistic mengasisiasikan ilmu dengan prinsip subjektivitas. Perbedaan - perbedaan pokok antara kedua aliran pendekatan ini antara lain sebagai berikut:

  1. Aliran scientific, ilmu bertujuan untuk menstandarisasi observasi, sedangkan aliran humanistic mengutamakan kreativitas individual.
  2. Aliran scientific berpandangan bahwa tujuan ilmu adalah mengurangi perbedaan - perbedaan pandangan tentang hasil pengamatan, sementara aliran humanistic bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil temuan subjektif individual.
  3. Aliran scientific memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada di sana (out there), di luar diri pengamat/peneliti. Sedangkan aliran humanistic melihat ilmu pengetahuannya sebagai sesuatu yang berada di sini (in here), berarti dalam diri pengamat/peneliti (pemikiran, interpretasi)
  4. Aliran scientific memfokuskan perhatiannya pada dunia hasil penemuan (discovered world), sedangkan aliran humanistic menitikberatkan perhatiannya pada dunia para penemunya (discovering person).
  5. Aliran scientific berupaya memperoleh konsensus, sementara aliran humanistic mengutamakan interpretasi - interpretasi alternatif.
  6. Aliran scientific membuat pemisahan yang tegas antara known dan knower, sedangkan aliran humanistic cenderung tidak memisahkan kedua hal tersebut.

Pandangan klasik dari aliran humanistic adalah bahwa cara pandang seseorang tentang sesuatu hal akan menentukan penggambaran dan uraiannya tentang hal tersebut. Karena sifatnya subjektif dan interperatif, maka pendekatan aliran humanistic ini lazimnya cocok diterapkan untuk mengkaji persoalan - persoalan yang menyangkut sistem nilai kesenian, kebudayaan, sejarah, dan pengalaman pribadi.

Kelompok aliran yang ketiga adalah pendekatan khusus ilmu pengetahuan sosial (social sciences). Pendekatan ini yang di terapkan oleh para pendukung kelompok aliran ini pada dasarnya merupakan gabungan atau kombinasi dari pendekatan - pendekatan aliran scientific dan  humanistik. Pendekatan ilmu sosial merupakan perpanjangan (extension) dari pendekatan ilmu alam (natural science).

Dipergunakannya pendekatan scientific dan humanistic yang masing - masing berbeda prinsip ini adalah kerena yang menjadi objek studi dalam ilmu pengetahuan sosial adalah kehidupan manusia. Para ahli ilmu sosial, seperti para ahli ilmu alam harus mampu mencapai kesepakatan atau konsensus mengenai hasil temuan pengamatannya, meskipun kesepakatan atau konsensus yang dicapai tersebut sifatnya "relatif", dalam arti dibatasi oleh faktor - faktor waktu, situasi, dan kondisi tertentu.

Para ahli ilmu komunikasi yang meneliti bidang studi seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi dalam kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, dan lain - lain umumnya banyak menerapkan metode - metode pendekatan scientifc. Teori - teori yang dihasilkannya biasanya disebut sebagai teori komunikasi (communication theory). Sementara itu juga pendekatan - pendekatan humanistic juga banyak diterapkan dalam penelitian tentang masalah - masalah komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok. komunikasi organisasi, komunikasi massa, dan lain - lain.


Teori Komunikasi
Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian, yaitu:

  • Teori adalah abstraksi dan realitas
  • Teori terdiri dari sekumpulan prinsip - prinsip dan definisi - definisi yang secara konseptual mengorganisasikan aspek - aspek dunia empiris secara sistematis
  • Teori terdiri dari asumsi - asumsi, proposisi  - proposisi, dan aksioma - aksioma dasar yang saling berkaitan
  • Teori terdiri dari teorema - teorema, yakni generalisasi - generalisasi yang diterima / terbukti secara empiris.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya merupakan "konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang suatu fenomena". Teori memiliki 2 ciri umum, yaitu:

  1. Semua teori adalah "abstraksi" mengenai suatu hal. Dengan demikian teori sifatnya terbatas.
  2. Semua teori adalah konstruksi ciptaan individual manusia. Oleh sebab itu sifatnya relatif tergantung pada cara pandang si pencipta teori.
Berdasarkan uraian tersebut, secara sederhana teori komunikasi pada dasarnya merupakan "Konseptualisasi atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia".

Menurut Littlejohn, penjelasan dalam teori berdasarkan pada "prinsip keperluan" (the principle of necessity), yakni suatu penjelasan yg menerangkan variabel - variabel apa yang kemungkinan diperlukan untuk menghasilkan sesuatu. Selanjutnya Littlejohn menjelaskan bahwa prinsip keperluan ini ada 3 macam: (1) casual necessity (keperluan kasual); (2) practical necessity (keperluan praktis); (3) logical necessity (keperluan logis).

Sifat dan tujuan teori menurut Abraham Kaplan (1964), adalah bukan semata untuk menemukan fakta yang tersembunyi, tetapi juga suatu cara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta merepresentasikan fakta tersebut. Suatu teori harus sesuai dengan dunia ciptaan Tuhan, dalam arti dunia yang sesuai dengan ciri yang dimilikinya sendiri.

Menurut Littlejohn, fungsi teori ada 9, yaitu:
  1. Mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. Ini berarti bahwa dalam hal mengamati realitas kita tidak boleh melakukannya secara setengah-setengah.
  2. Memfokuskan, artinya hal - hal atau aspek - aspek dari suatu objek yang diamati harus jelas fokusnya.
  3. Menjelaskan, maksudnya adalah bahwa teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya.
  4. Pengamatan, menunjukkan bahwa teori tidak saja menjelaskan tentang apa yang sebaiknya diamati, tetapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya.
  5. Membuat prediksi, meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan ttentang kadaan yang akan terjadi apabila hal - hal yang digambarkan oleh teori juga tercerminkan dalam kehidupan di masa sekarang.
  6. Fungsi heuristic atau heurisme. Aksioma umum menyebutkan bahwa teori yang baik adalah teori yang mampu merangsang penelitian. Ini berarti bahwa teori yang diciptakan dapat merangsang timbulnya upaya - upaya penelitian selanjutnya.
  7. Komunikasi, menunjukkan bahwa teori seharusnya tidak menjadi monopoli si penciptanya. Teori harus di publikasiikan, didiskusikan, dan terbuka terhadap kritikan - kritikan.
  8. Fungsi kontrol, bersifat normatif. Hal ini dikarenakan bahwa asumsi - asumsi teori dapat kemudian berkembang menjadi norma - norma atau nilai - nilai yang dipegang dalam kehidupan sehari - hari.
  9. Fungsi Generatif, fungsi ini sangat menonjol di kalangan pendukung tradisi / aliran pendekatan interperatif dan teori kritis.
Proses pengembangan atau pembentukan teori umumnya mengikuti model pendekatan eksperimental yang lazim dipergunakan dalam ilmu pengetahuan alam. Menurut pendekatan ini, biasa disebut hypothetico - deductive method (metode hipotetis-deduktif), proses pengembangan teori melibatkan empat tahap sebagai berikut:
  1. Developing questions (mengembangkan pertanyaan).
  2. Forming hypotheses (menyusun hipotesis).
  3. Testing the hypotheses (menguji hipotesis).
  4. Formulating theory (memformulasikan teori).
Proses dari keempat tahap pengembangan teori ini dijelaskan oleh Littlejohn sebagai berikut:



Kamis, 15 Desember 2011

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI




Definisi Komunikasi Antar Pribadi

Definisi komunikasi antar pribadi dapat dilihat dari 3 perspektif, yaitu:

1. Perspektif Komponensial
Yaitu, perspektif yang memahami komunikasi antar pribadi dengan melihat komponen – komponennya. Komunikasi antar pribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan antara 2 orang atau diantara sekelompok kecil orang dengan berbagai efek dan umpan balik.

2. Perspektif Pengembangan
Menurut perspektif ini, komunikasi adalah suatu proses yang berkembang, yaitu dari yang bersifat impersonal meningkat menjadi interpersonal atau intim

3. Perspektif dilihat dari hubungannya
Dalam pandangan ini, komunikasi antar pribadi didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi diantara 2 orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas diantara mereka. Melalui komunikasi antar pribadi, hubungan diantara 2 orang dapat dibentuk.


Tujuan Komunikasi Antar Pribadi
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain
Komunikasi antar pribadi memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan memperbincangkan tentang diri kita pada orang lain, kita akan membuat perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita.

2. Mengetahui dunia luar
Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik, yakni tentang obyek, kejadian – kejadian orang lain. Banyak informasi yang kita miliki sekarang berasal dari interaksi antar pribadi.

3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
Sebagian besar waktu yang kita gunakan dalam komunikasi antar pribadi bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.

4. Mengubah sikap dan perilaku
Dalam komunikasi antar pribadi sering kita berupaya mengubah sikap dan perilaku orang lain. Melalui komunikasi antar pribadi kita mempersuasi orang lain.

5. Bermain dan mencari hiburan
Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Bercerita dengan teman tentang kegiatan akhir pekan, membicarakan olahraga, menceritakan kejadian – kejadian lucu, dan pembicaraan – pembicaraan lain yang hampir sama merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hiburan.


6. Membantu
Dengan menceritakan masalah kita pada orang lain. Maka akan mendorong orang lain membantu memecahkan masalah kita.


Efektifitas Komunkasi Antar Pribadi
A. Dari Perspektif Humanistik
Perspektif ini menekankan keterbukaan, empati, perilaku suportif, dan kesamaan. Pada umumnya sifat – sifat ini akan membantu interaksi menjadi lebih berarti, jujur, memuaskan.

B. Dari Perspektif Pragmatis
Perspektif pragmatis atau perilaku, menekankan manajemen interaksi, kebersamaan, dan sifat – sifat umum yang membantu mencapai berbagai tujuan yang diinginkan dalam komunikasi antar pribadi.


Sumber:
- Pengantar Ilmu Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja
- Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Dedy Mulyana
- Komunikasi antar manusia, Joseph A. Devito

KOMUNIKASI MASSA


Komunikasi Massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyampaikan pesan kepada khalayak yang luas dimana pesan media tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh khalayak. Dengan kata lain, komunikasi dilakukan melalui media massa seperti radio, surat kabar, TV, internet, dan sebagainya.



Proses Komunikasi Massa
Proses komunikasi media massa dibagi menjadi dua berdasarkan medianya, yaitu:

a. Media Elektronik
menggunakan media elektronik dan bentuk pesan dari proses ini adalah,
1. Radio / Audio: proses dari pesan ini lebih mudah daripada televisi, karena pada televisi sudah ada jadwal – jadwal tertentu yg di-booking oleh sponsor.
2. Visual / Gambar / Foto: menggunakan foto untuk berkomunikasi dengan massa.
3. Audiovisual: penayangan gambar disertai narasi, contohnya televisi.

b. Media Cetak
Kelebihan media cetak adalahmampu menjabarkan hal – hal yg rumit hingga detail, sehingga lebih banyak mendapat respon dari khalayak.


Fungsi Komunikasi Massa
A. Fungsi terhadap masyarakat
Menurut Lasswell dan Wight, ada 4 komunikasi massa, yaitu:
1. Pengawasan Lingkungan
Fungsi ini merujuk pada upaya pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan suatu masyarakat.

2. Kolerasi antara bagian dalam masyarakat untuk menanggapi lingkungannya.
Fungsi ini meliputi interpretasi terhadap informasi dan preskripsi (memberi petunjuk atau alternative) untuk mencapai consensus dalam upaya mencegah akibat – akibat yang tidak diinginkan yang terjadi karena adanya informasi tentang lingkungan tersebut.

3. Sosialisasi
Fungsi ini merujuk pada upaya transmisi dan pendidikan nilai – nilai atau norma – norma dari suatu generasi ke generasi berikutnya atau dari suatu kelompok masyarakat hingga kepada anggota kelompoknya yang baru.

4. Hiburan
Fungsi ini merujuk pada upaya komunikasi yg bertujuan memberikan hiburan kepada masyarakat luas.

B. Fungsi terhadap individu
Menurut Samuel L. Becker, ada 7 fungsi komunikasi massa bagi individu, yaitu:
1. Pengawasan / Pencarian Informasi
Segala informasi yang menyangkut keidupan manusia selalu dilaporkan oleh media massa. Oleh karena itu, dengan mengetahui segala informasi tentang apa saja akan dapat membantu seseorang dalam berbuat sesuatu dalam mengambil keputusan dan lebih memiliki kepercayaan dalam perilakunya.

2. Mengembangkan konsep diri
Setiap individu akan selalu mencari / mengeksplorasi segala informasi yang berhubungan dengan pekerjaanya atau profesinya.

3. Fasilitas dalam hubungan sosial
Media massa membantu kita dalam pergaulan sosial. Hal ini dimungkinkan karena media massa menyediakan topik - topik yang dapat menjadi bahan pembicaraan hangat dalam pergaulan kita dengan orang – orang lain.


4. Subtitusi dalam hubungan sosial
Aspek – aspek psikologis dalam hubungan sosial kita sering kali dapatkan dalam isi pesan media massa.

5. Membantu melegakan emosi
Dari berbagai berita yang dimuat oleh media massa seperti surat kabar, radio, film, atau televisi kita seringkali terhanyut dalam suasana menyenagkan, merasa puas, atau bahkan tertawa dibuatnya.

6. Sarana pelarian dari ketegangan dan keterasingan
Dalam menghadapi pekerjaan sehari – hari, kita seringkali mengalami ketegangan / stress, bahkan kita seringkali terasing dari pergaulan dengan lungkungan sekitar kita, dalam kondisi ini kita akan mencari tempat pelarian dengan cara membaca koran, mendengarkan siaran msik radio, menonton televisi, atau pergi menonton film.

7. Sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi
Dalam kehidupan rutin kita sehari – hari, media massa telah mengisi sebagian dari kebutuhan hidup.

Sumber:
- Pengantar Ilmu Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja
- Ilmu Komunikasi, Daryanto

Sabtu, 03 Desember 2011

MODEL-MODEL KOMUNIKASI

Model komunikasi adalah representasi sebuah fenomena komunikasi, baik yang nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur – unsur terpenting guna memahami suatu proses komunikasi.
Model sebagai cara menunjukkan sebuah objek, yang didalamnya dijelaskan kompleksitas suatu proses, pemikiran dan hubungan antara unsur – unsur yang mendukungnya.
Model sebagai penyederhanaan teori yang disajikan dalam bentuk gambar. Sebagai alat bantu, mempermudah penjelasan fenomena komunikasi dengan mempresentasikan secara abstrak.

Fungsi Model Komunikasi

- Melukiskan proses komunikasi
- Menunjukkan hubungan visual
- Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi
- Mengetahui suatu hal secara keseluruhan mununjukkan fakta metode baru yang tidak  diketahui
- Memperkirakan tentang hasil atau akibat yang akan dicapai
- Menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian informasi yang sederhana

Model Dasar Komunikasi

1.     1.  Model Komunikasi Linear (Satu Arah)

Model ini didasari paradigm stimulus - respons. Komunikan akan memberikan respons sesuai stimulus yang diterima.
Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pasif menerima pesan, pesan berlangsung 1 arah dan relative tanpa umpan balik, dan karenanya disebut linear.




 2. Model Komunikasi Sirkuler (Dua Arah)
Model ini menyatakan adanya umpan balik dengan intensitas yang lebih tinggi, dimana kedudukan antara komunikator dan komunikan relatif setara.


3. Model Komunikasi Spiral
Model spiral menggambarkan bagaimana aspek – aspek yang berbeda dari suatu proses komunikasi terus berubah dan berkembang dari waktu ke waktu.

Model – Model Penganut Komunikasi

- Model Aristoteles


- Model Lasswell



KOMUNIKASI DAN BUDAYA

Istilah kebudayaan ini berasal dari kata sansekerta Buddayah sebagai bentuk jamak dari Buddhi yg berarti “budi” atau “akal”. Maka kebudayaan dapat diartikan “hal – hal yang bersangkutan dengan budi dan akal”. Bahasa Inggrisnya adalah culture yg berasal dari kata latin colere artinya “mengolah, mengerjakan” atau “sebagai segala daya dan usaha manusia untuk mengubah alam”.





Peranan Kebudayaan dalam Kehidupan Manusia
Salah satu wujud kebudayaan ideal yang berfungsi mengatur, mengendalikan, dan mengarahkan tingkah laku masyarakatnya. Sehingga fungsi kebudayaan adalah memberikan tuntutan dan tuntunan kepada masyarakat tersebut. Budaya menuntun masyarakat untuk bertingkah laku sesuai dengan adat istiadat yang berlaku, dan menuntunnya jika menyimpang dari norma – norma sosial yang berlaku.
Dalam studi kebudayaan memang dikenal adanya istilah “harapan budaya” (culture expectation), yakni harapan masyarakat dari suatu kebudayaan kepada para anggotanya untuk bertingkah laku sesuai dengan adat istiadat yang berlaku.



Pengaruh Kebudayaan dalam Komunikasi

Keberhasilan komunikasi tersebut ditentukan oleh kemampuan komunikasi memberikan makna terhadap pesan yang diterimanya. Semakin besar kemampuan komunikasi memberi makna pada pesan yang diterimanya, semakin besar pula kemungkinan komunikasi memahami pesan tersebut.
Komunikasi pada prinsipnya memang merupakan proses penafsiran atau pemberian makna terhadap pesan – pesan. Sebelum mengirim pesan tersebut, komunikan mengolah pesan dan menafsirkannya, apakah makna yang dikandung pesan tersebut telah memenuhi tujuan komunikator dalam penyampaian maksudnya.
Komunikasi berfungsi sebagai alat untuk meneruskan warisan budaya berupa nilai – nilai, norma, dan keyakinan yang dianut dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari dari suatu generasi ke generasi berikutnya.


Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi antar budaya adalah komunikasi antar orang – orang yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan budaya tersebut terdapat mulai dari tingkat individu, kelompok sosial, etnis/ras, Negara, hingga dunia.
Bentuk komunikasi antar budaya:
1. Komunikasi antar budaya
2. Komunikasi antar ras yang berbeda atau komunikasi antar etnis
3. Komunikasi antar kelompok agama yang berbeda
4. Komunikasi antar bangsa yang berbeda (Komunikasi Internasional)
5. Komunikasi antar subkltur yang berbeda
6. Komunikasi antara subkultur dan kultur yang dominan
7. Komunikasi antar jenis kelamin

Sumber:
- Pengantar Ilmu Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja
- Ilmu Komunikasi suatu Pengantar, Dedy Mulyana
- Communication Between Cultures, Larry A. Samovar & Richard E. Porter